Resep Bika Ambon, Si Manis yang Ternyata Bukan Berasal dari Ambon

2 min read

Kamu yang suka kue pasti tidak asing lagi dengan yang namanya bika Ambon.

Resep Bika Ambon, Si Manis yang Ternyata Bukan Berasal dari Ambon

Makanan tersebut memiliki bentuk yang umumnya dipotong dalam persegi.

Jika dipegang, camilan yang satu ini akan terasa empuk di permukaan namun keras di sisi bawah.

Karena keunikan itulah maka orang menyukai makanan manis tersebut.

Makanan ini bisa kamu temukan di hampir seluruh wilayah di Indonesia.

Terutama toko kue dan tart maupun pusat oleh-oleh.

Akan tetapi dengan namanya yang membawa embel-embel Ambon, nyatanya makanan ini bukan berasalddari kota di Maluku tersebut. Bagaimana bisa?

Beberapa versi cerita sejarah bika Ambon

Terdapat beberapa versi cerita sejarah yang menjelaskan asal usul dari bika Ambon.

Cerita pertama berasal dari penjajahan Belanda di Tanah Deli.

Terdapat seorang yang berasal dari Tionghoa yang melakukan eksperimen pembuatan kue.

Pembuatan kue tersebut dilakukan di rumahnya yang letaknya dekat dengan kawasan Jalan Majapahit, Medan.

Orang tersebut memberikan kue yang sudah matang pada pembantunya.

Kebetulan pembantu itu adalah seorang pria dari Ambon.

Pria itu suka sekali dengan kue buatan orang Tiongkok tadi dan menghabiskannya dengan senang hati.

Dari sanalah nama bika Ambon muncul.

Versi lain mengatakan jika nama tersebut datang dari warga Ambon yang sedang merantau ke negeri Jiran. Saat sedang di perantauan ia membawa kue bika.

Pria itu tak tahu apa rasa kuenya, namun setelah mencobanya ia suka karena rasanya enak.

Maka dari itu, orang itu tak ingin kembali lagi ke Ambon melainkan singgah di kota Medan dan menjadi populer hingga puluhan tahun setelahnya.

Ada juga yang bilang jika nama makanan itu berasal dari sebuah daerah yang mempunyai nama Amplas.

Daerah itu kemudian dibagi menjadi dua kubu yaitu barat sungai dan timur sungai.

Untuk sisi barat sungai dinamakan dengan pabrik karena adanya pabrik yang mengolah latex.

Sementara di sisi timur disebut sebagai kebon karena adanya perumahan buruh dan juga kebun cacao dan tembakau.

Bika sendiri diperkenalkan oleh buruh transmigran asal Jawa yang membuat kue itu disana dan memasarkannya di sekitar Medan.

Jarak dari Medan ke Amplas sekitar 2 jam. Para penjajah alias orang Belanda pada waktu itu suka dengan bika.

Sementara itu seorang pedagang keturunan Tionghoa menawarkan kerjasama untuk memasarkan bika tersebut.

Bika itu disukai banyak transmigran dan laris manis di pasaran.

Warga sekitar akhirnya memberi nama bika itu menjadi Bika Amplas-Kebon alias bika Ambon.

Namun ada juga yang bilang jika nama tersebut berasal dari bahasa Medan yang artinya lembut.

Tak ada yang tahu cerita mana yang benar karena semua itu sudah lama terjadi.

Yang pasti saat ini bika Ambon menjadi salah satu kue favorit segala kalangan, terutama bika Ambon kukus.

Kamu juga tak perlu jauh-jauh ke Medan untuk membelinya.

Di setiap daerah pasti ada yang menjualnya.

Bahan yang dibutuhkan

  • 400 mililiter santan kental yang segar
  • 300 gram gula pasir
  • 150 gram tepung sagu
  • 70 mililiter air hangat 
  • 15 lembar daun jeruk 
  • 10 kuning telur
  • 5 lembar daun pandan
  • 2 putih telur
  • 2 batang serai
  • 1 sendok makan terigu
  • I sendok makan fermipan 
  • 1/2 sendok teh garam

    Cara membuat bika ambon

    1. Buat adonan biang dari air hangat yang dicampur dengan tepung terigu, ragi instan serta 50 gram gula pasir. Aduk sampai merata dan diamkan selama kurang lebih 20 menit.
    2. Selanjutnya, ambil bagian batang serai yang putihnya saja, lalu memarkan. Kemudian masak bersama santan, daun jeruk, daun pandan dan garam secukupnya, masak sampai mengental lalu angkat dan saring. 
    3. Berikutnya kocok kuning telur, gula pasir beserta putih telur sampai gula pasir mengental dan berbusa. Setelah itu, masukkan santan masak, tepung sagu dan biang lalu ratakan. 
    4. Lanjut, tepuk-tepuk adonan selama kurang lebih 15 menit. Tutup dengan kain tipis/serbet dan diamkan selama 10 hingga 12 jam. 
    5. Ketika memasuki setengah jam sebelum adonan siap, nyalakan oven kemudian panaskan loyang. Setelah panas, tuangkan adonan bika ke loyang. 
    6. Panggang kurang lebih 35 menit dengan pintu oven sedikit terbuka. Bila adonan sudah muncul rongga-rongganya, tutup oven panggang ulang hingga matang. 
    7. Jika sudah dirasa matang, angkat dan sajikan di piring selagi hangat. Nikmati bersama kopi atau teh hangat.

    Leave a Reply

    Your email address will not be published. Required fields are marked *