Tidak jarang bahkan kadang orang tua sengaja memberikan kepada anaknya dengan alasan agar anak tidak keluyuran bermain di luar rumah. Bahkan ada orang tua yang sengaja memberikan gadget kepada balita dengan dengan agar dia bisa tenang dan tidak rewel.
Padahal ibu seharusnya sadar, dibalik kemudahan dan manfaat yang ditawarkan oleh gadget, barang modern juga memiliki efek yang sangat buruk untuk anak, baik untuk psikologis maupun untuk kesehatan. Berikut adalah dampak buruk yang diakibatkan oleh penggunaan gadget yang berlebihan.
1. Tidak hanya lupa makan anak yang kecanduan gadget juga jadi malas belajar
Namanya juga kecanduan, karena itu sulit dipisahkan dari gadgetnya. Bahkan apabila Ibu memaksa untuk mengambil gaji tersebut, maka akan terjadi hal-hal yang mungkin di luar dugaan kita seperti anak teriak-teriak, anak marah, bahkan ada yang sampai mengamuk.
Tetapi, apabila Ibu Terus membiarkan anak-anak untuk bermain dengan gadgetnya maka yang ada mereka akan menjadi malas melakukan aktivitas yang sebenarnya menjadi kewajibannya. Diantaranya adalah belajar, makan, mandi, beribadah dan lain-lain. Tentunya hal ini akan memiliki dampak yang berkelanjutan.
2. Malas belajar berdampak pada penurunan kualitas hasil pembelajaran
Ketika anak sudah kecanduan, maka yang ada di pikiran mereka adalah gadget tersebut. Misalnya ketika mereka memainkan game online di gadget mereka. Maka fokus mereka akan tertuju pada game yang mereka mainkan.
Karena itu apa pun yang mereka lakukan, aktivitas apapun itu, mereka akan tetap ingat dengan game yang mereka mainkan. Entah itu kelanjutan dari game tersebut, level yang mereka mainkan, bagaimana cara mencapai level selanjutnya, pokoknya apapun yang berkaitan dengan game tersebut.
Hal itu berdampak pada saat mereka belajar. Jadi misalnya sepulang sekolah, waktu yang harusnya digunakan untuk istirahat justru terpakai untuk bermain gadget. Selanjutnya malam hari di mana waktu yang sering digunakan untuk belajar tidak bisa dimanfaatkan secara maksimal. Kenapa? Karena ketika mereka sedang membaca buku pelajaran, fokus mereka tetap ke arah gadget. Kurang fokus inilah yang menyebabkan kualitas belajar menaik mereka menurun.
3. Waktu yang sebenarnya dapat digunakan untuk bermain dengan teman habis digunakan untuk bermain game di gadget
Secara umum, bisa dikatakan bahwa anak yang kecanduan gadget akan mengalami krisis sosialisasi. Mereka akan lebih tertarik untuk bermain gadget daripada keluar rumah dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitar. Meskipun ketika di sekolah mereka bertemu dengan teman-temannya, tapi sosialisasi dengan lingkungan di luar sekolah seharusnya juga tetap dapat dilaksanakan.
Sosialisasi dengan lingkungan sekitar akan membantu pembentukan karakter anak. Dari sosialisasi itulah mereka akan belajar tentang bagaimana cara berkomunikasi yang sopan, adat istiadat sekitar, norma yang berlaku, dan lainnya.
Sayangnya anak-anak yang sudah kecanduan gadget tidak akan memiliki waktu senggang untuk keluar rumah apalagi bersosialisasi dengan sekitar. Bahkan, lebih parah lagi, ketika sesama pecandu gadget berkumpul, yang ada mereka tidak berkomunikasi secara langsung tapi mereka sibuk bermain gadget masing-masing. Sehingga hanya sedikit sekali komunikasi yang dilakukan secara verbal. Jika hal ini terus berlanjut, dapat dipastikan sifat alami manusia yang tadinya dikatakan sebagai makhluk sosial akan berubah menjadi makhluk Individual.
4. Tidak hanya rugi waktu, tapi juga bisa merugikan kesehatan
Ada banyak masalah kesehatan yang timbul dari pemakaian gadget. Mulai dari masalah kesehatan ringan seperti mata iritasi yang disebabkan oleh penggunaannya terlalu lama, sampai masalah kesehatan berat semacam cidera otak yang disebabkan oleh yang ditimbulkan oleh gadget.
Selain itu ada juga masalah kesehatan tulang. Hal ini terjadi karena posisi anak ketika menggunakan gadget adalah tidak pada posisi yang baik misalnya membungkuk karena terlalu fokus dengan gadgetnya, tengkurap, atau sambil tiduran.
Dan yang lebih parah adalah sudah ditemukan kasus kematian yang terjadi karena penggunaan gadget. Nah, dibalik kemudahan yang ditawarkan oleh gadget, ternyata ada berbagai macam bahaya kesehatan yang mengancam.
5. Lebih jauh lagi, penggunaan gadget juga berakibat pada kerugian material
Yang dimaksud material di sini adalah pemborosan uang. Seperti yang kita ketahui pemakaian harus dibarengi dengan penggunaan kuota internet. Tentunya internet itu tidak gratis ya. Untuk mendapatkan kuota internet, maka pengguna harus membeli pulsa ke operator, memasang wifi di rumah, atau menumpang ke hotspot gratisan.
Nah untuk anak-anak yang rumahnya tidak menggunakan wifi dan jauh dari hotspot WiFi satu-satunya cara adalah dengan membeli pulsa atau kuota ke operator seluler. Dan tentunya harganya tidak murah.
Anak yang sudah kecanduan tidak akan bisa berhenti untuk bermain gadgetnya sehingga apabila kuota habis, mereka akan merengek untuk membeli kuota lagi. Bahkan ada yang dalam satu bulan bisa membeli sebanyak dua sampai tiga kali. Di sinilah terjadi pemborosan uang.
Mengingat kerugian atau dampak buruk yang diakibatkan oleh gadget kepada anak, kali ini channel bunda akan memberikan tips mengenai cara menghadapi anak yang sudah kecanduan alat modern ini. Berikut adalah tips yang bisa dilakukan ketika anak anda sudah telanjur kecanduan.
1. Tega tidak tega, orang tua harus berani menghentikan penggunaan gadget
Ketika Hal ini dilakukan pasti anak akan marah, teriak-teriak, mengamuk dan sebagainya. Ketika hal ini terjadi maka buatlah sebuah perjanjian dengan anak. Yaitu, syarat untuk pengembalian gadget. Misalnya gadget akan dikembalikan ketika nilai mata pelajaran matematika sudah meningkat 50%. Dan ketika perjanjian,tersebut sudah dibuat, maka orang tua juga harus konsisten mempertahankan perjanjian tersebut.
2. Tunjukkan bahwa mereka hidup di dunia nyata dan tidak terbatas pada permainan di dalam gadgetnya
Untuk menjauhkan anak dari gadget maka dia harus dikenalkan dengan hal lain, salah satunya adalah sosialisasi dengan lingkungan. Yang dimaksud sosialisasi dengan lingkungan ini tidak harus dengan tetangga.
Orang tua bisa juga mengajak anak untuk berekreasi atau berwisata ke tempat-tempat alami atau ke tempat wisata yang bertema edukasi. Selain menyenangkan, hal ini juga akan memperlihatkan kepada anak bahwa dunia disekitar ini jauh lebih menarik daripada apa yang selama ini hanya mereka lihat dibalik layar.
3. Percayalah setiap anak memiliki bakat tertentu, temukan dan kembangkan!
Tidak hanya mahir dalam bermain gadget, tentunya anak juga memiliki bakat terpendam. Sudah menjadi tanggung jawab orang tua untuk menemukan dan mendukung pengembangan bakat tersebut. Hal ini bisa dilakukan dengan cara memperkenalkan adalah beberapa bidang, misalnya bidang olahraga, musik, melukis, dan lain sebagainya. Orang tua juga bisa menanyakan langsung kepada anak mengenai Hobi mereka atau hal yang ingin mereka lakukan.
Nah setelah mendapatkan jawabannya, orang tua harus mendukung hal tersebut hal itu merupakan hal yang positif. Misalnya ketika Anak tertarik untuk menekuni bidang olahraga renang, Dukung ia dengan cara mengikutkannya ke kursus renang. Dengan begitu, secara tidak langsung intensitas penggunaan gadget pada anak akan berkurang karena anak memiliki kesibukan lain berupa les renang.
4. Orang tua membuat aturan, orang tua juga harus melaksanakan
Sangat tidak adil jika kita sebagai orang tua membatasi anak dalam menggunakan Gadget, tapi kita sendiri tidak konsisten melakukan hal yang sama. Hal itu akan menimbulkan suatu cemburuan pada anak. Tentu dia kan berfikir Mama Papa menggunakan alat canggih ini Kenapa saya tidak boleh menggunakannya. Nah karena itu orang harus membatasi penggunaan gadget, atau setidaknya jangan menggunakan di depan anak-anak.
5. Sudah tidak mampu mengendalikan anak? mendatangi psikolog bisa jadi jalan keluar
Apabila tips yang kita berikan di atas masih juga tidak bisa menghentikan atau setidaknya mengurangi intensitas penggunaan gadget pada anak, mungkin ada baiknya anda sebagai orang tua berkonsultasi ke psikolog. Bila perlu ajak anak tersebut untuk menemui psikolog sehingga dia indikasi langsung dengan dokter yang ada disana.
Jangan beranggapan bahwa datang ke psikolog berarti gila. tidak seperti itu! Tujuan kita datang adalah untuk menghindari terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan. Dengan mendatangi pakar yang lebih ahli, anak akan diajak untuk berbincang dari hati kehati mengenai kenapa menggunakan gadget, apa yang menarik dari sana, hingga rekomendasi kegiatan-kegiatan yang bisa dilakukan untuk meminimalisir penggunaan gadget pada anak.
Nah, pada dasarnya gadget memang memudahkan kehidupan kita. Tetapi bila digunakan secara berlebihan, apalagi digunakan oleh anak dengan usia yang belum seharusnya, itu akan menimbulkan berbagai masalah serius seperti yang sudah disebutkan di atas. Jadi bunda harus pandai-pandai mengatur penggunaan gadget pada anak.
Demikian informasi yang bisa kita sharing hari kali ini semoga bermanfaat ya. Sampai jumpa di tulisan berikutnya!